BerandaNews.com, Doha – Menteri Luar Negeri Indonesia tiba di Doha, Qatar, pada tengah malam tanggal 15 September 2025, untuk berpartisipasi dalam KTT darurat Arab-Islam yang diselenggarakan pada tanggal 14 dan 15 September.
KTT yang diselenggarakan sebagai tanggapan atas agresi Israel terhadap Negara Qatar, melibatkan negara-negara Arab dan Islam. Partisipasi Indonesia ini menegaskan komitmennya untuk mendukung kedaulatan negara dan memperkuat solidaritas Islam.
Menlu Sugiono menegaskan serangan Israel ke Qatar pada 9 September 2025. merupakan pelanggaran kedaulatan serius termasuk pelecehan terhadap hukul Internasional.
Menlu Sugiono mewakili Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat Arab–Islam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Doha, Qatar.
Kehadiran Menlu Sugiono pada KTT ini melanjutkan kunjungan Presiden Prabowo ke Doha, Qatar, dan Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab, pada 12 September 2025, yang menegaskan solidaritas Indonesia bagi Qatar, sekaligus komitmen untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina serta mendorong solidaritas internasional demi menjaga perdamaian di kawasan.
Dalam pidatonya, Menlu Sugiono menegaskan solidaritas Indonesia terhadap rakyat dan Pemerintah Qatar.
“Agresi Israel minggu lalu bukan hanya pelanggaran kedaulatan Qatar, tetapi juga pelanggaran nyata terhadap hukum internasional, Piagam PBB dan prinsip-prinsip OKI, serta merupakan ancaman serius bagi perdamaian regional dan global,” ujar Sugiono.
Menlu Sugiono juga menggarisbawahi kembali komitmen Indonesia mendukung penuh rakyat Palestina. “Tidak akan ada perdamaian abadi tanpa solusi dua negara. Jalan menuju perdamaian tetap satu: terwujudnya Negara Palestina merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” pungkasnya.
Hasil Joint Communiqué
Pertemuan menghasilkan Joint Communiqué yang berisi kecaman kolektif atas serangan Israel ke Doha sebagai bentuk pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan hukum internasional serta menegaskan solidaritas terhadap Qatar dan dukungan terhadap upaya mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Komunike juga memuat komitmen bersama untuk terus mendorong Solusi Dua Negara, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang beranggotakan 57 negara termasuk Indonesia, dibentuk pada tahun 1969. KTT Darurat di Doha menjadi momentum penting bagi dunia Islam untuk menunjukkan kepemimpinan kolektif dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan, dan solidaritas di kawasan.
KTT Darurat Arab-Islam di Doha dipimpin Amir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, dan dihadiri 22 Kepala Negara dan Pemerintahan anggota OKI dan Liga Arab, termasuk Presiden Turki, Presiden Palestina, Presiden Iran, Perdana Menteri Arab Saudi, Perdana Menteri Pakistan, dan Perdana Menteri Malaysia.










